Matematika merupakan ilmu yang
terstruktur dan berhubungan antara satu topik dengan topik lainnya.
Cabang-cabang dari matematika seperti aljabar, trigonometri, kalkulus dan
geometri semuanya saling berkaitan. Topik-topik dalam matematika bisa menjadi
prasayarat untuk mempelajari topik-topik yang lainnya.
Koneksi matematik merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki siswa. Membuat koneksi dalam suatu konsep
matematika merupakan hal yang sangat bermanfaat dalam menciptakan pemahaman
terhadap konsep-konsep lain yang membangun satu kesatuan ide. Suatu konsep
matematika akan bertahan lama dalam struktur kognitif siswa apabila konsep
tersebut memberikan makna terhadap perkembangan pengalaman diri siswa, Piaget
(Sanjaya, 2008: 122). Hal ini secara tidak
langsung memberikan penegasan bahwa keterkaitan matematika dengan kehidupan
sehari-hari dapat membantu siswa memahami konsep matematika.
Menurut Ruspiani (2000: 9) tujuan
diberikannya koneksi matematik siswa di sekolah untuk siswa SMP adalah sebagai
berikut.
1)
Memperluas wawasan
pengetahuan siswa dalam arti dengan koneksi matematik siswa akan memperoleh
suatu materi yang cakupan permasalahannya menjangkau berbagai aspek, baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah. Dalam disiplin ilmu lain maupun dengan
kehidupan sehari-hari.
2)
Siswa dapat memandang
matematika secara keseluruhan yang terpadu dan bukan sebagai materi yang berdiri
sendiri. Ini karena karakteristik dari matematika itu sendiri yang semua
topiknya saling berkaitan.
3)
Menyatakan relevansi
dan manfaat matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah. Melalui koneksi
matematik siswa diajarkan konsep dan keterampilan memecahkan masalah dari
berbagai bidang yang relevan baik dengan bidang matematika itu sendiri maupun
dengan bidang di luar matematika.
Sejalan dengan pendapat di atas NCTM
(Fitriani, 2008: 8) menyatakan tujuan koneksi adalah “……. to view mathematics as an integrated whole
rather that as an isolated set of topics and to knowledge it’s relevance and
use fulness both in and out of school“. Dalam pernyataan tersebut nampak
terdapat tiga tujuan adanya koneksi matematik di sekolah, yaitu memperluas
wawasan pengetahuan siswa, memandang matematika sebagai suatu keseluruhan yang
terpadu dan mengenal relevansi serta manfaat matematika baik di sekolah maupun
di luar sekolah.
Sementara
itu Sumarno (Syaban, 2008) menyatakan bahwa koneksi matematik. Merupakan
kegiatan yang meliputi. Mencari hubungan antara berbagai representasi konsep
dan prosedur, memahami hubungan antar topik matematik, menggunakan matematika
dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari, memahami representasi
ekuivalen konsep yang sama, mencari koneksi satu prosedur lain dalam
representasi yang ekuivalen; menggunakan koneksi antar topik matematika, dan
antar topik matematika dengan topik lain.
Pada dasarnya kedua pendapat di atas
menyebutkan bahwa koneksi matematik adalah keterkaitan baik antar konsep
matematika itu sendiri maupun hubungnnya dengan bidang lain atau permasalahan
sehari-hari. Menurut NCTM terdapat 3 macam
koneksi diantaranya yaitu:
1)
Koneksi antar topik
matematika.
Matematika sebagai ilmu terstruktur
mempelajari tentang pola keteraturan, struktur yang terorganisasikan, dan
kaitan-kaitan yang saling melengkapi. Tim MKPBM (2001: 25) mengungkapkan bahwa
“konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan
sistematis mulai dari konsep yang sederhana ke kompleks“. Dalam matematika
terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau
konsep selanjutnya.
2)
Koneksi dengan disiplin
ilmu lain.
Perkembangan ilmu matematika tidak hanya
dimaksudkan untuk ilmu matematika itu sendiri, akan tetapi memberikan pengaruh
terhadap perkembangan ilmu lain di luar matematika dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Pernyataan diatas sejalan dengan Tim MKPBM (2001: 29)
menyatakan bahwa hakekat matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu lain adalah “perkembangan
matematika bermanfaat juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan
dan operasionalnya“.
3)
Koneksi dengan masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
Pada hakekatnya matematika telah
berkembang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan memudahkan manusia
dalam setiap aspek kehidupannya. Secara tidak sadar dalam setiap aspek
kehidupan manusia selalu berhubungan dengan konsep serta operasi matematika.
Persoalan dalam kehidupan sehari-hari biasanya diinterpretasikan dalam bentuk
soal verbal atau telling story. Sebagimana dijelaskan oleh Sumardyono
(2004: 8) bahwa “Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam mencari
solusi berbagai masalah kehidupan sehari-hari”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa koneksi matematik adalah pengaitan baik itu topik dengan
topik lain dalam matematika atau di luar matematika (disiplin ilmu lain).
Koneksi matematik bila dibandingkan dengan intertwinment dalam
pendekatan matematik realistik lingkupnya luas, koneksi memungkinkan
siswa belajar tidak hanya matematika tetapi bisa disiplin ilmu lain. Siswa akan
bisa memecahkan masalah matematik apabila siswa tersebut memiliki kemampuan
koneksi, jadi masalah tersebut tidak akan bisa dikerjakan apabila kemampuan
koneksinya rendah.
Terdapat hubungan timbal balik antara
koneksi dengan pengertian. Fisher (Ruspiani,
2000: 21) mengemukakan “making connection
is the way we create an understanding”. Jadi, menurut fisher membuat
koneksi adalah cara untuk kita dapat mengerti tentang sesuatu. Kemudian Daniels
dan Aghiler (Ruspiani, 2000:21) menyatakan “understanding
means making connection”, artinya mengerti berarti dapat membuat koneksi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengkoneksikan
pengetahuan-pengetahuan diharuskan memahami terlebih dahulu permasalahannya,
demikian juga sebaliknya, untuk dapat memahami dan menyelesaikan masalah
diharuskan membuat koneksi mengenai pengetahuan-pengetahuan yang terkait.
Bruner (Tim MKPBM, 2003: 47)
mengemukakan dalil pengaitannya (konektivitas) bahwa guru perlu menjelaskan
bagaimana hubungan antara sesuatu yang sedang dijelaskan dengan objek atau
rumus lain. Apakah hubungan itu dalam kesamaan rumus yang digunakan, sama-sama
dapat digunakan dalam bidang aplikasi atau dalam hal-hal lainnya. Melalui cara
ini, siswa akan mengetahui pentingnya konsep yang sedang dipelajari dan
memahami bagaimana kedudukan rumus atau ide yang sedang dipelajarinya itu dalam
matematika. Siswa perlu menyadari bagaimana hubungan tersebut, karena antara
sebuah bahasan dengan bahasan matematika lainnya saling berkaitan.
Oleh karenanya, pembelajaran yang
berlangsung harus bisa menjembatani konsep yang telah dimiliki siswa perlu
dihadapkan pada latihan-latihan yang menuntut siswa supaya bisa menemukan
kaitan (koneksi) antar konsep matematika yang digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diberian, baik itu permasalahan mengenai kaitan konsep
matematika maupun permasalahan yang menerapkan konsep matematika terhadap
kajian ilmu lain serta dalam kehidupan sehari-hari.
Belum ada tanggapan untuk "Koneksi Matematik"
Post a Comment