Pendekatan open ended adalah pendekatan
pembelajaran yang memberikan keleluasaan berpikir siswa secara aktif dan
kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang bermanfaat untuk meningkatkan
cara berpikir siswa, sehingga siswa mempunyai kebebasan dalam menjawab masalah
sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya. Selain
itu, dengan pendekatan ini siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam
mengeluarkan pendapatnya, terdorong untuk lebih membiasakan diri dalam
memberikan bukti atas jawaban yang diberikan, serta dapat menambah pengalaman
siswa dalam menyelesaikan masalah melalui temuan sendiri maupun ide-ide yang
lainnya.
Pendekatan open ended menjadikan siswa sebagai subyek dalam proses
pembelajaran, sama halnya dengan yang dilakukan dalam pendekatan CBSA.
Ruseffendi (1991:240) menyatakan bahwa pendekatan mempersyaratkan siswa untuk
belajar aktif, siswa dapat dilibatkan dalam pengambilan dan pemilihan materi
pelajaran, serta siswa berada dalam kelompok kecil. Sedangkan dalam pendekatan open ended, materi dipilih dan
diterapkan oleh guru, dan siswa dapat berada dalam kelompok besar. Sehingga
pendekatan pada open ended lebih
terstruktur dan lebih terencana.
Pendekatan
open ended merupakan salah satu
pendekatan yang membantu siswa melakukan pemecahan masalah (problem solving) dengan menghargai keragaman berfikir yang mungkin
timbul selama proses problem solving.
Selain itu, pertanyaan open ended
sering diartikan sebagai pertanyaan yang mempunyai jawaban yang benar lebih
dari satu. Siswa menjawab pertanyaan dengan caranya sendiri dan tidak mengikuti
proses pengerjaan jawaban yang sudah ada, tetapi harus disesuaikan dengan
pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Ciri
terpenting dari soal open ended
adalah tersedianya kemungkinan dan keleluasaan bagi siswa untuk memakai
sejumlah metode yang dianggapnya paling sesuai dalam penyelesaian soal,
sehingga pertanyaan dalam bentuk pendekatan open
ended dapat mendorong siswa dalam memahami masalah yang diberikan.
Menurut Hancock dalam Yaniawati, (2001: 11) soal-soal open ended dapat membantu guru dalam
meningkatkan proses pengerjaan soal matematika siswa, sehingga siswa mengetahui
bahwa proses berperan sama pentingnya dengan hasil akhir dalam problem solving. Barenson dalam
Yaniawati, (2001: 12) mengatakan bahwa memberikan arahan dalam melaksanakan
pendekatan open ended, yakni dengan
cara memberikan sejumlah observasi kepada siswa yang mungkin jawabannya akan
berbeda antara satu dengan yang lain.
Menurut Sawada dalam Damayanti, (2002:14)
mengatakan bahwa aktivitas pembelajaran dengan pendekatan open ended memiliki tujuan utama membantu siswa untuk:
1. Mampu
melakukan sesuatu dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya secara tepat.
2. Mampu
memanfaatkan keterampilan yang sudah dimilikinya.
3. Mampu menyelesaikan
masalah.
4. Mampu
melakukan pengecekan kembali terhadap hasil penyelesaian masalah.
5. Mampu
membandingkan serta menguji ide-ide lain yang berbeda.
6. Mampu
mengembangkan ide-ide yang sudah ditemukan.
Pertanyaan
dalam bentuk pendekatan open ended
memungkinkan siswa memiliki jawaban yang beranekaragam, sehingga terkadang guru
merasa kesulitan dalam menilai hasil pekerjaan siswa. Menurut Sawada dalam
Yaniawati (2001:19) kesulitan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan
beberapa kriteria berikut ini:
1. Kemahiran, diartikan sebagai kemampuan
dalam menggunakan beberapa cara dalam menyelesaikan suatu masalah.
2. Fleksibilitas, adalah peluang siswa dalam
menjawab soal yang benar.
3. Keaslian, untuk mengukur keaslian siswa
dalam memberikan jawaban yang benar.
Menurut
Tim MKPBM (2003:132), sebagai sebuah metode pembelajaran, pendekatan open-ended memiliki kelebihan maupun
kelemahan. Beberapa kelebihan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open ended adalah sebagai berikut:
1. Siswa
banyak memiliki kesempatan untuk menerapkan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimilikinya.
2. Siswa
memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif serta lebih memungkinkan untuk mengekspresikan
ide-idenya.
3. Siswa
terdorong untuk lebih membiasakan diri memberikan bukti atas jawaban yang diberikan.
4. Siswa
dapat memperoleh pengalaman lebih banyak dalam upaya menemukan cara-cara untuk
menyelesaikan masalah melalui temuan sendiri maupun ide-ide dari yang lainnya.
Adapun kelemahan dari penerapan pendekatan
open ended adalah sebagai berikut:
1. Sulit
bagi guru untuk menyajikan masalah yang sempurna.
2. Siswa
dengan kemampuan tinggi sering merasa ragu atas jawaban mereka sendiri, karena
jawaban yang diberikan bersifat bebas.
3. Mungkin
ada sebagian siswa yang merasa tidak puas dengan jawaban yang dihasilkan,
karena mereka merasa kesulitan dalam mengambil kesimpulan secara tepat dan jelas.
Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendekatn open ended dalam penelitian ini adalah
pendekatan yang menyajikan suatu permasalahan dengan memberikan keleluasaan
bagi siswa untuk menjawab secara benar dengan kemungkinan alasan atau cara
menjawab yang beragam sesuai dengan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan
yang dimiliki. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak memberikan
pengetahuan secara langsung, tetapi siswa secara aktif membangun pengetahuan
dan mendorong siswa untuk melaksanakan proses belajar matematika.
Dengan demikian, dari pembelajaran ini siswa dituntut untuk
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah melalui pendekatan open ended. Untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah tersebut, siswa diajak untuk lebih terlibat dalam aktivitas
belajar dalam memahami permasalahan, menemukan, mengemukakan pendapat, serta
mengembangkan daya nalar dan komunikasi dalam pengembangan pengetahuan yang
dimilikinya.
Belum ada tanggapan untuk "Pendekatan Open Ended"
Post a Comment